Bukan Batak Katanya !


Disadur dan diedit dari planetberita7.blogspot.com

Batak tapi bukan Batak Toba

Di beberapa media berita dan situs-situs tersedia di internet, akhir-akhir ini terjadi perdebatan dan polemik yang lucu. Melibatkan beberapa etnis yang selama ini dikelompokkan ke dalam kelompok Batak.
Beberapa kelompok etnis tersebut adalah suku Batak Karo, Batak Pakpak dan terakhir Batak Simalungun yang menyatakan berbeda dengan Batak. Sedangkan sebagian dari masyarakat suku Batak Mandailing duluan menyangkal disebut Batak.

Jadi, yang dimaksud dengan Batak itu siapa ? atau etnis mana ? atau seperti yang menurut anggapan bahwa yang disebut Batak itu adalah dari etnis Toba ? Padahal istilah "batta atau batak" sendiri telah ada sejak abad 1 ketika Pliny mendatangi pulau Andalas (Sumatra) untuk menyebut orang-orang yang hidup di pedalaman pulau Sumatra.

Selama ini memang tren nama Batak lebih sering diakui dari kalangan etnis Toba, Humbang, Silindung, Samosir dan Angkola. Apakah ini ada kaitannya dengan unsur "agama" yang selama ini orang Batak "mungkin" identik dengan Kristen. Sedangkan orang-orang Batak yang Muslim cenderung menolak disebut sebagai Batak bahkan malah menyebut diri mereka sebagai "Melayu", o mak! kacauwawau ni .. he he he.
Atau apakah Batak itu identik dengan orang Toba? atau karena istilah "Horas" lebih dikenal berasal dari Batak Toba? yang padahal etnis Batak lain juga memiliki istilah "horas" nya sendiri seperti "Mejuahjuah" dari Karo, "Njuahjuah" dari Pakpak dan "Jaahowu" dari Nias. Istilah "Horas" sendiri dimiliki oleh beberapa etnis Batak seperti Toba, Simalungun, Humbang, Silindung, Samosir, Angkola dan Mandailing.
Atau ada penyebab lain, yang membuat mereka menyatakan diri bukan Batak ?

Dari beberapa pendapat, mengatakan bahwa timbulnya gerakan "pernyataan bukan batak" tersebut diakibatkan karena selama ini etnis-etnis batak lain, sepertinya berada di bawah bayang-bayang suku Mandailing dan Toba, yang lebih dahulu malang melintang sejak zaman penjajahan yang memang sejak awal sudah mengaku "batak" di perantauan dengan membawa "horas" nya. Oleh karena itu etnis-etnis batak lain, tentunya ingin menunjukkan bahwa mereka pun ada, bukan hanya Toba dan Mandailing. Bukan hanya "horas", tapi ada "mejuahjuah", "njuahjuah" dan ada juga Ya'ahowu.
Ada pendapat lain, bahwa etnis-etnis batak di luar Toba tersebut memiliki cerita asal-usul sendiri yang berbeda dengan sejarah asal usul Pusuk Buhit yang merupakan cerita asal-usul orang Toba.

Satu hal yang menarik, dari tetangga provinsi Sumatra Utara, tepatnya di provinsi Nanggroe Aceh, seperti suku Alas dan suku Gayo bahkan Kluet, sebagian dari masyarakat mereka justru menyatakan bahwa mereka masih berkerabat dengan orang-orang Batak dari Sumatra Utara, walaupun secara budaya bisa dikatakan agak berbeda dengan budaya orang-orang Batak di Sumatra Utara, tapi secara sejarah asal-usul memiliki kekerabatan dengan orang-orang Batak di Sumatra Utara. Bahkan orang Nias yang punya tradisi dan sejarah berbeda dengan orang batak daratan, kadang-kadang pun mengaku sebagai orang batak di perantauan. Begitu juga, konon orang Lubu yang punya asal-usul berbeda dengan orang Batak pun, kalau di perantauan kadang mengaku sebagai orang Batak Mandailing, walau marganya mungkin saja dikarang-karang .. he he..
Dari isu-isu yang pernah beredar, orang Gayo dan Alas yang bermukim di provinsi Nanggroe Aceh, lebih suka bergabung dengan provinsi Sumatra Utara (maaf, cuma issue).

Jadi membuat kesimpulan bahwa suku Karo, Pakpak, Simalungun dan Mandailing bukan Batak, tentunya tidak gampang. Mungkin sah-sah saja tidak mengaku batak, tapi lebih tepat kalau disebut Rumpun Batak atau Batak Serumpun. Karena dilihat dari segala sesuatu yang paling mendasar adalah dari identiknya bahasa-bahasa yang digunakan, serta adat-istiadat yang memiliki banyak kemiripan. Dari marga (klan, belah), adat perkawinan, struktur dasar adat yang sama, aturan-aturan, karakter, struktur fisik, kepercayaan tradisional animismenya juga sama, bahkan dilihat dari gen pun pasti memiliki kesamaan yang kuat.

Soal mengaku atau tidak mengaku memang adalah hak dari setiap orang, kelompok, kaum, suku dan bangsa. Mau bilang batak atau bilang bukan batak juga tidak ada yang melarang. Kalo kata orang Medan "sukak-sukak koulah, mo cakap apa!"

Soal tidak mengaku "batak" ini tidak mungkin ada dalam pikiran semua orang Karo, atau Pakpak, atau Simalungun ataupun Mandailing misalnya. Karena kenyataan yang terjadi saat ini pada dasarnya sebagian besar orang Karo, Pakpak, Simalungun dan Mandailing tetap mengaku sebagai orang "Batak".
Semua perdebatan ini hanyalah berawal dari segelintir orang (yang pande ngompor), atau penulis yang punya trek pikiran "berbeda" atau ingin disebut "berbeda" atau jangan-jangan mengidap paranoid dia itu. Selain itu hal ini bisa juga sengaja dimunculkan oleh kelompok etnis di luar rumpun batak, yang menulis di forum, media, bahkan di situs-situs tersedia di Internet, dengan berusaha membelokkan opini orang agar mengikuti apa yang terpikirkan oleh si penulis "berbeda" itu.

Apabila hal ini terjadi, maka semakin melemahkan persatuan rumpun batak yang selama ini sangat kuat dalam persatuan sejak dari masa kuno hingga beberapa tahun terakhir ini, harus terpecah belah akibat provokasi atau politik dari segelintir orang.
Seharusnya orang-orang Batak belajar dari orang Dayak yang punya lebih dari 500 suku yang tersebar di berbagai provinsi di Kalimantan bahkan sampai ke Malaysia dan Filipina, walaupun berbeda-beda agama, Kristen, Islam, Kaharingan dan animisme, bahasa yang berbeda-beda, serta mitos asal usul yang juga berbeda-beda. Tapi tetap bangga menyebut diri mereka sebagai Dayak. Salut!

Jadi Karo bukan Batak, Pakpak bukan Batak, Simalungun bukan Batak, Mandailing bukan Batak, yang pastinya itu berasal dari "politik pecah belah" dari etnis di luar rumpun Batak yang lihai memainkan kata-kata cantik indah menawan dan rupawan untuk memecah belah orang Batak Serumpun.
Seandainya pula suatu saat nanti orang Toba, Humbang, Silindung, Samosir dan Angkola ikut-ikutan mendadak tidak mengaku Batak juga, cemana pulak jadinya? siapa pulak itu orang Batak? he he he ... alamak jang kacau kali laa ... oii!

Kata kawan saya (mantan reman di simpang kuala, padang bulan Medan katanya .. hehe, sekarang penjual BPK) "sapa pulak cakap macam itu! tak osah lah kam bepikir aneh-aneh camgitu, stedi nya kita smua kalak batak ini!".

Apabila perpecahan ini terjadi, maka yang bukan ras batak lah yang akan merajai. Dan orang-orang Batak? jadi penonton lah kau nak! ... ckr?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bukan Batak Katanya !"

Post a Comment