Nasehat Sayidi Syaikh Yusuf Bakhour Al Hasani Seputar Pentingnya Sanad Di Majelis Hadits Syaikh Muhammad 'Iwadh Hafizhahumallah

Majelis Hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah Nur (cahaya)

قد جاء كم من الله نور و كتاب مبين

"Sungguh telah datang kepadamu daripada Allah nur dan kitab yang terang." (Al-Maidah: 15)

Sayidina Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata: "Kitab yang terang itu kita telah tahu bahwa ia adalah alquran, lalu apakah nur itu? Itulah dia Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam."

Al-waw (و) dalam bahasa arab datang dengan maksud mughayarah dan bukan mujanasah. Oleh karena itulah Sayidina Ibnu Abbas menafsirkan dengan Muhammad dan bukan kitab alquran itu sendiri.

Maka jika kamu membaca hadits Nabi, hadirkanlah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sedang duduk berbicara bersama kamu, bukan secara syakliyah (bentuk) karena hudhur yang sempurna itu bukan dengan syakliyah, tetapi dengan qalbiyah. Dari sinilah para ahlu sanad dan riwayat sangat 'tamak' untuk membaca Syama'il Muhammadiyah. Jadi saya anjurkan kepada Sidi Muhammad 'Iwadh untuk membacakan kepada kalian Syama'il dengan bacaan yang tauqifiyah, i'tibariyah dan ittishofiyah, maksud saya adalah kalian membacanya dengan menghadirkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam  di depan mata kalian seolah-olah kalian lagi duduk bersama Nabi Shallallahu alaihi wa sallam hingga akhirnya kalian memiliki adab yang sempurna terhadap hadhrah nabawiyah. Inilah nanti yang akan  meyakinkan kalian bahwa kalian meriwayatkan hadits dengan sanad; bahwa kalian betul-betul meriwayatkan hadits dari periwayat dari periwayat dari periwayat dan begitu seterusnya hingga sampai kepada mulut Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang mulia,     

Oleh karena itulah membaca siroh dan syamail Shallallahu alaihi wa sallam itu sangat penting bagi ahlu sanad dan riwayat, agar apa? Agar mereka tenggelam dalam hadhrah nabawiyah, suatu rasa kehudhuran bersama Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, bukan dalam artian kamu harus menyentuhnya secara syakliah, tetapi bersatunya dua sifat dalam satu akhlak, adab dan kesempurnaan Shallallahu alaihi wa sallam. Ya Salam…jamil jiddan..

Banyak orang bertanya kepada saya: "Ya Tuan, apa yang harus saya lakukan ketika saya melihat orang mengaku selalu bersama Rasulullah?" Saya jawab: mengapa mesti heran? Sebagaimana kamu merasa dekat bersama Allah. Apakah Allah jauh, hingga kamu perlu memanggilnya dengan suara yang keras?! Allah Ta'ala berfirman:

و هو معكم أين ما كنتم

"Dan Allah bersama kamu dimanapun kamu berada" (Al-Hadid: 4)

Maka begitupulalah kamu bersama Rasulullah. Bukanlah maksudnya sebagaimana yang dipahami oleh orang-orang sufaha'  bahwa kebersamaan di sini adalah perkara hissiyah (dapat diraba), tetapi ini adalah perkara sulukiyah (ruhani).

Sekarang saya akan berbicara tentang sanad Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ahlu sanad telah menjaga turots-turots daripada pemalsuan dan penipuan hingga sampai kepada kita dalam kondisi yang baik. Sanad inilah yang menjadi khushushiyat (keistimewaan) Sayidina Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, bahkan sanad ini belum dikenal dalam kitab-kitab samawiyah para nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, sementara Nabi Muhammad dalam kitab alqurannya terdapat sanad qiro'at dan di dalam hadits-haditsnya terdapat sanad riwayat, maka khushushiyat Nabi Muhammad ini juga menjadi khushushiyat bagi umatnya dimana umat-umat sebelumnya tidak pernah merasakan adanya sanad. Ini adalah pembuktian kebenaran firman Allah Ta'ala:

إن نحن نزلنا الذكر و إنا له لحافظون

"Sesnungguhnya kami yang menurunkan alquran dan kamilah yang akan benar-benar menjaganya." (Al-Hijr: 9)

Banyak orang menyangka bahwa ayat itu hanya untuk alquran saja, tidak, ayat itu tidak hanya untuk alquran, tetapi juga untuk hadits-hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Jika Allah hendak menjaga alquran maka sudahlah pasti hadits-hadits Rasulullah juga harus terjaga, karena hadits adalah penjabaran terhadap makna-makna alquran.

Kemudian apakah keterjagaan (al-hifzh) ini hanya lewat hapalan saja? Tentu tidak, tapi juga lewat sanad. Maksud dari pengijazahan sanad itu adalah agar kamu menghafazh bukan sekedar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk  mentauladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga mentauladani orang yang di atas dimana dia  mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada  kamu mentauladani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dengan demikian, keterjagaan alquran itu benar-benar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan.

Wallahu a'lam



Sayidi Syaikh Yusuf Bakhour Al Hasani dalam Majelis hadits Shohih Bukhori Sayidi Syaikh Muhammad 'Iwadh hafizhahumallah, di Madinah Nashr Hay 10 Bawabah 2 Kairo, Kamis 20 April 2011

Translated by al-faqir Muhammad Haris F. Lubis
Kairo, Jum'at 29 April 2011, pkl. 10.21 pm


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Nasehat Sayidi Syaikh Yusuf Bakhour Al Hasani Seputar Pentingnya Sanad Di Majelis Hadits Syaikh Muhammad 'Iwadh Hafizhahumallah"

Post a Comment